Penataan (ordering)
alat dimaksudkan adalah proses pengaturan alat di laboratorium agar
tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut berkaitan erat dengan
keteraturan dalam penyimpanan (storing) maupun kemudahan dalam pemeliharaan (maintenance). Keteraturan penyimpanan dan pemeliharaan alat itu, tentu memerlukan cara tertentu agar petugas lab (teknisi dan juru lab) dengan
mudah dan cepat dalam pengambilan alat untuk keperluan kerja lab, juga
ada kemudahan dalam memelihara kualitas dan kuantitasnya. Dengan
demikian penataan alat laboratorium bertujuan agar alat-alat tersebut
tersusun secara teratur, indah dipandang (estetis), mudah dan aman dalam pengambilan dalam arti tidak terhalangi atau mengganggu peralatan lain, terpelihara identitas dan presisi alat, serta terkontrol jumlahnya dari kehilangan.
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium :
1. Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.
2. Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
3. Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan di dalam penataan alat terutama cara penyimpanannya, diantaranya adalah :
1. Fungsi alat, apakah sebagai alat ukur ataukah hanya sebagai penyimpan bahan kimia saja
2. Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian
3. Keperangkatan
4. Nilai/ harga alat
5. Kuantitas alat termasuk kelangkaannya
6. Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan
7. Bahan dasar penyusun alat, dan
8. Bentuk dan ukuran alat
9. Bobot / berat alat
1. Fungsi Alat
penyimpanan
alat mengacu atas dasar fungsi alat, maka akan diperoleh jumlah
kelompok alat yang relatif banyak sesuai konsep-konsep kimia yang harus
dipelajari. Oleh karena itu pengelompokkan berdasarkan fungsi alat cukup
kita bagi menjadi alat yang berfungsi sebagai alat ukur dan alat bukan
alat ukur. Tabel1 memperlihatkan beberapa contoh fungsi alat ukur dan penyimpanannya.
Tabel-1. Alat-alat Ukur Kimia dan Cara Penyimpanannya
2. Kualiatas Alat termasuk Kecanggihan dan ketelitian
Dalam hal ini kualitas berkaitan dengan kecanggihan dan ketelitian (precison) alat. Beberapa alat kimia canggih misalnya FT-NMR (Fourier Transform Nuclear Magnetic Resonance Spectrometer), Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), Fourier Transform Infra Red Spectrometer (FT-IR), Ultra Violet-Visible Spectrometer (UV-Vis), Gas Chromatoghaphy-Mass Spectrometer (GCMS), X-Ray Diffractometer (XRD), Scanning Electrom Microscope (SEM), Raman spectrometer, Analizaer elektrokimia dll. Beberapa alat canggih ditunjukkan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Beberapa Contoh Instrumen Kimia Canggih & Cara Penyimpanannya
Nama Alat
|
Gambar Alat
|
Fungsi
|
Penyimpanan
|
FT-NMR
|
Menentukan posisi atom dalam molekul
|
ruang khusus
dg kondisi tertentu
| |
Raman spectrometer
|
Menentukan struktur dan dinamika senyawa kompleks logam transisi
|
ruang khusus
dg kondisi tertentu
| |
GCMS
|
Menentukan massa dan pemisahan senyawa
|
ruang khusus
dg kondisi tertentu
| |
FTIR
|
Menentukan
vibrasi molekul
|
ruang khusus
dg bebas uap air
| |
Analizer Elektrokimia
|
Menentukan logam trace dari lingkungan dan mekanisme reaksi redoks
|
ruang khusus
dg kondisi tertentu
| |
Student Spectro-photometer
|
Menentukan konsentrasi larutan berdasarkan serapan
|
ruang instrumen
|
3. Keperangkatan
Atas
dasar karakteristik dari peralatan keperangkatan, maka tempat yang
diperlukan untuk menyimpan alat tersebut relatif harus lebih luas dari
alat tunggal. Di samping itu alat keperangkatan yang berfungsi sebagai
alat ukur, tempat penyimpanannya harus dipilih yang sifatnya permanen karena seringnnya membongkar pasang komponen alat akan menyebabkan alat cepat rusak.
4. Nilai/harga alat
Nilai
atau harga alat lab harus diketahui oleh pengelola lab, setidaknya
dapat menilai mana alat yang mahal dan mana alat yang lebih murah. Alat
yang mahal harus disimpan pada tempat yang lebih aman atau pada ruangan /
lemari yang terkunci. Sementara alat yang tidak begitu mahal dapat
disimpan pada rak atau tempat terbuka. Akan tetapi jika tempat atau lemari jumlahnya mencukupi, maka semua alat lab harus tertutup. Alat lab yang sering terkena debu akan cepat rusak.
5. Kuantitas alat termasuk kelangkaannya
Hal
lain yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan penataan alat adalah
kuantitasnya. Alat canggih tentu akan mahal harganya, sehingga
kuantitasnya rendah dan termasuk alat langka. Alat langka diperlukan
pengamanan yang lebih baik, misalnya disimpan dalam lemari atau ruangan
yang terkunci. Dalam penggunaannya, alat langka tidak boleh digunakan
oleh sembarang orang. Jika memungkinkan ada petugas yang dilatih dan
diberi tanggung jawab secara khusus untuk menanganinya
6. Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan
Sifat
kepekaan alat juga sangat penting diketahui oleh petugas lab. Ada alat
yang peka terhadap kelembaban seperti mikroskop. Ada pula alat yang peka
terhadap getaran dan panas seperti neraca analitik. Alat yang peka
terhadap kelembaban terutama di daerah dingin, sekalipun alat tersebut
disimpan dalam lemari secara tertutup, besar kemungkinan alat tersebut
akan ditumbuhi jamur. Lensa objektif dan okuler pada mikroskop cepat
berjamur di daerah lembab. Cara mencegah pengaruh kelembaban ini adalah
dengan memasang listrik pada lemari penyimpanan. Mikroskop harus selalu
disimpan di dalam petinya yang dilengkapi adsorben silika gel.
7. Bahan dasar penyusun alat
Dengan diketahuinya bahan dasar dari suatu alat kita dapat menentukan atau mempertimbangkan cara penyimpanannya. Alat
yang terbuat dari logam tentunya harus dipisahkan dari alat yang
terbuat dari gelas atau porselen. Jadi alat seperti kaki tiga harus
dikelompokkan dengan statif atau klem tiga jari karena ketiganya
memiliki bahan dasar yang sama yaitu logam, sedangkan gelas kimia
dikelompokkan dengan labu erlenmeyer dan labu dasar rata karena bahan
dasarnya gelas. Belumlah cukup hanya dengan memperhatikan bahan dasar
dari alat, namun penyimpanan alat yang memiliki bahan dasar yang sama
harus ditata kembali. Jika tempat penyimpanan kaki tiga dan klem tiga
jari adalah menggunakan lemari rak, maka tahapan rak untuk kaki tiga
harus berbeda dengan tahap rak klem tiga jari, akan tetapi kedua tahap
rak harus berdekatan.
Dengan
memperhatikan bahan dasar alat pula, peralatan yang terbuat dari logam
umumnya memiliki bobot lebih tinggi dari peralatan yang terbuat dari
gelas atau plastik. Oleh
karena itu dalam penyimpanan dan penataan alat aspek bobot benda perlu
juga diperhatikan. Janganlah menyimpan alat-alat yang berat di tempat
yang lebih tinggi, agar mudah diambil dan disimpan kembali.
8. Bentuk dan Ukuran Alat
Di
samping aspek-aspek yang telah dikemukakan, aspek lainnya yang perlu
dipertimbangkan dalam penyimpanan dan penataan alat adalah bentuk dan
ukuran alat. Misalnya labu erlenmeyer dikenal ada yang memiliki bentuk
mulut lebar dan mulut kecil, demikian ada yang berukuran 100 mL, 250 mL,
500 mL dst. Oleh karena itu jika labu erlenmeyer disimpan pada satu
tahap rak, maka pada tahap rak itu pula harus ditata kelompok labu
erlenmeyer yang bermulut lebar berukuran 100 mL, 250 mL, dan 500 mL
masing-masing secara terpisah; juga ditata labu erlenmeyer bermulut
kecil dengan ukuran 100 mL, 250 mL, dan 500 mL secara terpisah.
9. Bobot/berat alat
Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak melebihi tinggi bahu.
B. Perawatan dan Penyimpanan Bahan/Zat Kimia
Bahan
kimia yang ada di lab jumlahnya relatif banyak seperti halnya jumlah
peralatan. Di samping jumlahnya cukup banyak juga bahan kimia dapat
menimbulkan resiko bahaya cukup tinggi, oleh karena itu dalam
pengelolaan lab aspek penyimpanan, penataan dan pemeliharaan bahan kimia merupakan bagian penting yang harus diperhatikan. Untuk menyimpan bahan kimia di gudang bahan (storage) maka perlu pengetahuan dasar tentang:
1. Sifat bahaya yang ditimbulkan
2. Kemungkinan interaksi antara bahan
3. Kondisi yang mempengaruhi
4. Interaksi bahan dengan wadah penyimpanan (bahan hasil preparasi)
Penyimpanan bahan kimia diberi label terhadap masing-masing jenisnya sehingga sifat-sifat bahayanya dapat dikenal dengan cepat.
Alangkah
baiknya jika tempat penyimpanan masing-masing kelompok bahan tersebut
diberi label dengan warna berbeda. Misalnya warna merah untuk bahan flammable, kuning untuk bahan oksidator, biru untuk bahan toksik, putih untuk bahan korosif, dan hijau untuk bahan yang bahayanya rendah.
1. Penyimpanan berdasarkan sifat bahaya
Berikut ini adalah menyimpan bahan sesuai dengan jenis bahaya yang ditimbulkankannya.
a. Bahan yang mudah meledak (Explosive)
Contoh : Amonium nitrat, nitrosellulosa, trinitrotoluene
Disimpan di ruangan yang dingin dan berventilasi. Hindari benturan, gesekan dan loncatan api dan panas.
b. Bahan yang mudah terbakar (Flammable)
Contoh: aluminium alkil fosfor, butana, aseton
Disimpan
di ruangan yang dingin dan berventilasi serta tersedia alat pemadam
kebakaran. Hindari kontak langsung dengan udara dan sumber api.
c. Bahan yang mudah teroksidasi (Oxidizer)
Contoh : Hidrogen peroksida, kalium perklorat, dan kalium permanganate
Disimpan diruangan yang dingin dan berventilasi. Hindari panas, bahan mudah terbakar dan reduktor.
d. Bahan korosif (corrosive)
Contoh: belerang dioksida, asam-asam, anhidrida asam dan alkali
Disimpan di ruangan yang dingin dan berventilasi.
e. Bahan beracun
Contoh: Arsen triklorida, merkuri klorida dan sianida
Hindari kontaminasi dengan udara,pernapasan serta kontak dengan kulit dan mata.
f. Bahan yang iritan
Contoh: Ammonia dan benzyl klorida
Disimpan di ruangan yang dingin dan berventilasi.
g. Gas bertekanan
Disimpan
di ruangan dingin dan jangan terkena langsung dengan sinar matahari.
Bila tidak digunakan disimpan dalam keadaan tidur. Bila digunakan
disimpan dalam keadaan berdiri ke dinding khususnya untuk tabung yang
tinggi.
2. Bahan-bahan incompatible
Bahan-bahan yang bila berdekatan menimbulkan racun, reaksi hebat, kebakaran atau ledakan.
Tabel 3 Klasifikasi Penyimpanan Bahan Kimia
Bahan Kimia
|
Tidak Boleh Bercampur dengan
|
Asam asetat
CH3COOH
|
Asam kromat, H2Cr2O4; Asam nitrat, HNO3;
Senyawa hidroksil, -OH; Etilen glikol, C2H6O2;
Asam perklorat, HClO4; Peroksida, H2O2, Na2O2;
Permanganat, KMnO4
|
Aseton
CH3COCH3
|
Campuran asam nitrat dan asam sulfat pekat, (HNO3 pkt + H2SO4 pkt); Basa kuat, NaOH, KOH
|
Asetilen
C2H2
|
Flor, F2; Klor, Cl2; Brom, Br2; Tembaga, Cu; Perak, Ag; Raksa, Hg
|
Logam alkali
Li, Na, K
|
Air, H2O; Karbon tetraklorida, CCl4; Hidrokarbon terklorinasi, CH3Cl; Karbon dioksida, CO2; halogen, F2, Cl2, Br2, I2
|
Amonia anhidros,
NH3
|
Raksa, Hg; Kalsium, Ca; Klor, Cl2; Brom, Br2; Iod, I2; Asam florifa, HF; Hipoklorit, HClO, Ca(ClO)2
|
Amonium nitrat,
NH4NO3
|
Asam; serbuk logam; cairan dapat terbakar; Klorat, ClO3- ; Nitrit, NO2-; belerang, S8; serbuk organik; bahan dapat terbakar
|
Anilin
C6H5NH2
|
Asam nitrat, HNO3;
Hidrogen proksida, H2O2
|
Bahan arsenat, AsO3-
|
Bahan reduktor
|
Azida, N3-
|
Asam
|
Brom, Br2
|
Amonia, NH3; Asetilen, C2H2; butadiena, C4H6; butana, C4H10; metana, CH4; propana, C3H8 ( atau gas minyak bumi), hidrogen, H2; Natrium karbida, NaC; terpentin; benzen, C6H6; serbuk logam
|
Kalsium oksida, CaO
|
Air, H2O
|
Karbon aktif, C
|
Kalsium hipoklorit, Ca(ClO)2; Semua oksidator
|
Karbon tetraklorida, CCl4
|
Natrium, Na
|
Klorat, ClO3-
|
Garam amonium; asam; Serbuk logam; Belerang, S8; Bahan organik serbuk; Bahan dapat terbakar
|
Asam kromat, H2Cr2O4; Krom trioksida, Cr2O3
|
Asam asetat, CH3COOH; Naftalen, C10H8; Kamper, C10H16O; gliserol, HOCH2CH(OH)CH2OH; Gliserin; terpentin; alkohol; cairan mudah terbakar
|
Klor, Cl2 | Ammonia,
acetylene, butadiene, butane, methane, propane (or other petroleum
gases), hydrogen, sodium carbide, turpentine, benzene, finely divided
metals |
Klor dioksida, ClO2 | Ammonia, metana, fosfin, Asam sulfida |
Tembaga | Asetilen, hidrogen peroksida |
Cumene hidroperoksida
|
Asam, organik atau anorganik
|
Sianida
|
Asam
|
Cairan dapat terbakar
|
Amonium nitrat, Asam kromat, hidrogen peroksida, Asam nitrat, Natrium peroksida, halogen
|
Hidrokarbon
|
Flor, klor, brom, ASam kromat, Natrium peroksida
|
Asam sianat
|
Asam nitrat, Basa
|
Asam florida
|
Ammonia, aqueous or anhydrous
|
Hidrogen peroksida
|
Tembaga,
Krom, Besi, Kebanyakan logam atau garamnya, Alkohol, Aseton, bahan
organik, Anilin, Nitrometan, Cairan dapat terbakar
|
Asam sulfida | Asam nitrat berasap, Asam lain, Gas oksidator, Asetilen, Amonia (berair atau anhidros), Hidrogen |
Hipoklorit | Asam, Karbon aktif |
Iod | Asetilen, Amonia (berair atau anhidros), Hidrogen |
Raksa | Asetilen, Asam fulmanat, Amonia |
Nitrat | Asam sulfat |
Asam nitrat (pekat) | Asam
asetat, Anilin, Asam kromat, Asam sianat, Asam sulfida, Cairan dapat
terbakar, Gas dapat terbakar, Tembaga, Kuningan, Logam berat |
Nitrit | Asam |
Nitroparafin | Basa anorganik, Amina |
Asam oksalat | Perak, Raksa |
Sumber
kerusakan bahan akibat lingkungan seperti udara,suhu, dan kelembaban
udara. Kontak dengan udara, suhu dan kelembaban udara mengakibatkan
bahan kimia bereaksi menimbulkan zat baru, terjadinya endapan, gas dan
panas sehingga bahan kimia tersebut tidak berfungsi lagi serta dapat
menimbulkan kecelakaan dan keracunan.
4. Interaksi bahan dengan wadah penyimpanan
Bahan
yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik,
bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol
kaca, bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung,
sebaiknya disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari
tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari
secara langsung dalam disimpan dalam botol berwarna bening.
Bahan alat nya mna mba? Tlong lbih lengkap. Terimakasih
BalasHapus